PESAN ALLAH DAN RASULULLAH UNTUK SANG PENDOSA
Maha Suci Allah Penguasa Keabadian di bentangan jagad raya semesta, Maha
Suci Allah Yang Maha Menghamparkan Angkasa Raya dengan Cahaya yang senantiasa
berpijar mencerminkan keindahan Nya, Maha Suci Allah Yang Maha Mengasuh dan
mengayomi pengaturan segenap makhuk Nya dilangit dan bumi, "Maka Bertasbih
Pada-Nya Seluruh Apa Yang di Langit dan bumi dan Dia Maha Perkasa dan Maha
Menghakimi" (QS Al Hasyr:24).
Sungguh merugi orang-orang yang bermaksiat kepada Nya, karena
setiap dosa berarti pengingkaran atas-Nya, dan alam semesta ini tidak rela dengan pengingkaran
atas Allah SWT, sebagaimana firman-Nya menceritakan bahwa alam ini akan runtuh dan hancur karena dosa manusia
yang menantang kemurkaan-Nya,
“Hampir saja langit itu pecah, dan bumi terbelah dan gunung-gunung
hancur, ketika mereka mengatakan bahwa Allah mempunyai putra.” (QS.
Maryam 90-91). Ayat ini menjelaskan bahwa alam semesta ini marah dengan
pengingkaran manusia dimuka Bumi, namun Allah menghendaki agar alam ini
bertahan dari kehancuran.
Ketika seorang hamba bermaksiat dengan anggota tubuhnya, yang tentunya anggota tubuhnya itupun makhluk
hidup yang milik Allah SWT, sebagaimana kita ketahui bahwa tubuh kita ini
merupakan rangkaian milyaran sel hidup yang masing-masing bertugas dengan
tugasnya masing-masing, dan bila kita berdosa misalnya dengan lidah kita, maka
berapa milyar sel yang kita libatkan dalam kehinaan?
Bagaikan seorang pemimpin yang
berbuat jahat dan kelicikan maka tentunya semua pegawainya yang terlibat turut
mendapat tuntutan. Maka
terlibatlah milyaran sel tubuh kita dalam dosa..
Merugilah mereka yang wafat dalam dosa dan belum sempat bertobat, maka ia
terkubur membawa seluruh dendam milyaran sel tubuhnya, terkubur membawa dendam bumi, air, api, makanan, dan apa saja yang ia kotori
dengan dosa dimasa hidupnya, setiap suap makan yang digunakannya untuk maksiat akan menjadi dendam dan penuntutan
mereka dihadapan Allah.
Demikian pula setiap debu yang kita injak, setiap teguk
air, dan semua yang kita libatkan dalam dosa di alam Allah ini, bagaikan rakyat
yang dilibatkan pengingkaran oleh seorang abdi raja, ditipu, didzalimi, mereka semua akan menuntut di hadapan Raja Alam semesta di Hari Kebangkitan. Betapa menyedihkan mereka di hari kiamat, belum lagi
dituntut oleh orang-orang yang mereka dzalimi dimasa hidupnya, orang-orang yang mereka gunjing,
yang mereka caci.
Maka ketika seorang hamba menghadap di hadapan Allah membawa kitab
amalnya, ia melihat dan berkata, “Wahai Tuhanku, aku pernah beramal ini dan itu namun mengapa catatannya
tidak ada dalam kitab amalku?” Maka Allah menjawab, “Engkau mendzalimi
fulan, mengumpat fulan, menggunjing fulan, mengambil harta fulan, mengganggu
fulan, menipu fulan, maka amal-amalmu banyak yang tercabut dan dipindahkan
untuk mereka’. Lalu
hamba itu pun
melihat-lihat lagi kitab amalnya dengan sedih, lantas ia berkata lagi, “Wahai Tuhanku, ini dosa-dosa banyak tercatat dalam
kitabku dan ini tidak pernah kulakukan.” Maka
Allah menjawab, “Itu
dosa-dosa orang yang kau dzalimi
dipindahkan kepada
kitab amalmu.”
Maka tercabutlah pahala-pahala yang telah mereka perjuangkan di masa hidupnya,
tercabut sebab ucapannya, sebab caciannya, sebab dosa-dosanya.
Beruntunglah mereka yang selalu mensucikan dirinya dengan istighfar, sering
hadir di majelis taklim dan majelis dzikir, maka mereka selalu dibersihkan
dosa-dosanya oleh Yang Tunggal Memiliki Pengampunan. Beruntunglah para pecinta Nabi Muhammad saw. Karena sabda Rasul SAW, “Seseorang
akan bersama orang yang ia cintai.” (Shahihain Bukhari dan Muslim).
Beruntunglah mereka yang mengikuti jejak para sahabat radhiyallahu
‘anhum, betapa mulianya para sahabat dan betapa agungnya
kecintaan mereka kepada
Nabi Muhammad saw.
Bahkan ketika wafat, merekapun selalu ingin dekat dengan Nabi Muhammad
SAW, bagaikan anak manja yang tak ingin jauh dari ibunya dalam segala keadaan.
Sebagaimana diriwayatkan dalam Shahih
Bukhari, ketika Rasul saw. baru saja mendapat hadiah selendang pakaian bagus dari seorang
wanita tua, lalu datang pula orang lain yang segera memintanya selagi pakaian
itu dipakai oleh Rasul saw., maka riuhlah para sahabat lainnya menegur si peminta, lantas sahabat itu berkata, “Aku memintanya untuk kafanku nanti.” Demikian
cintanya para sahabat pada Nabinya SAW, sampai kain kafanpun mereka ingin yang
bekas sentuhan tubuh Nabi Muhammad SAW.
Para sahabat adalah orang-orang yang dicintai Allah, demikian pula dari
zaman ke zaman para pecinta Rasul saw. terus asyik dalam keluhuran, mereka tidak mau berpisah dengan Nabi saw. sebagaimana anak dengan ibunya, bahkan Sayyiduna
Umar bin Khattab ra berwasiat
untuk dimakamkan di sebelah
Rasul SAW, dan ia berkata, “Tiada yang lebih penting bagiku selain dimakamkan
berdampingan dengan Nabi SAW.” (Shahih Bukhari).
Demikian pula Sayyiduna Abubakar As-Shiddiq
ra. Saat Rasul SAW wafat,
Abubakar membuka kain penutup wajah
Nabi SAW lalu memeluknya dengan derai tangis seraya menciumi beliau SAW dan
berkata, “Demi
ayahku, dan engkau wahai Rasulullah.., Tiada akan Allah jadikan dua kematian
atasmu, maka kematian yang telah dituliskan Allah untukmu, kini telah kau
lewati.”
(Shahih Bukhari).
Adakah kita ingin termuliakan bersama para sahabat dalam mencintai Nabi saw.?, para sahabat bukanlah pasukan pembunuh yang
hanya mengenal pedang dan perang, mereka bukan kelompok Barbar pemuja setan
yang selalu ingin minum darah dan menikmati jeritan kesakitan, sebagaimana
madzhab (kelompok pemikiran) sempalan abad ke 20 yang hanya memahami para sahabat
adalah pemuja perang, dan Nabi SAW adalah pimpinan yang haus darah orang kafir dan haus kekuasaan, Naudzubillah dari pemahaman sempit ini.
Mereka para sahabat adalah orang-orang yang selalu basah
pipinya dengan air mata
khusyu, dan mereka adalah orang yang manja pada kekasihnya, Muhammad Rasulullah
SAW.
Semoga Allah Jalla wa ‘Ala jadikan aku dan kalian bersama para sahabat di hari
kiamat, bersama Nabi Muhammad SAW, kekasih dan idola yang dipilihkan Allah
untuk seluruh orang-orang yang beriman.
0 Response to "PESAN ALLAH DAN RASULULLAH UNTUK SANG PENDOSA"
Post a Comment