KISAH TELADAN LELAKI TUA DAN ANAK-ANAK
Seorang lelaki tua sedang berwudlu, yakni bersuci sesuai dengan peraturan dalam Islam, namun ia tak mengerjakannya dengan tata cara yang benar. Sementara, dua cucu Rasulullah saw., Sayyiduna Hasan dan Sayyiduna Husain yang masih anak-anak, memperhatikan orang tua itu berwudhu.
Tak ada alasan untuk
ragu, karena adalah suatu kewajiban untuk mengajarkan permasalahan-permasalahan
keagamaan dan membimbing yang tidak mengetahui. Jadi yang harus dilakukan
adalah membuat orang tua itu mengerti cara berwudhu yang benar. Namun, jika
mereka langsung mengoreksi caranya berwudhu begitu saja, mungkin ia akan
jengkel dan bahkan menjadi kenangan buruk bagi Pak Tua itu.
Selain itu,
mungkin saja ia akan merasa dipermalukan dengan pemberitahuan ini, menjadi
keras kepala dan tak pernah memperoleh buah ibadah. Setelah merenungkan cara
terbaik untuk memberitahukan kekeliruan lelaki tua itu secara tidak langsung,
keduanya mulai berdebat sedemikian rupa sehingga terdengar oleh orang tua itu.
Yang satu
berkata, “Wudhuku lebih sempurna dibandingkan kamu.”, yang lain menjawab,
“Akulah yang bisa berwudhu lebih baik darimu.” Anak-anak itu akhirnya sepakat
untuk berwudhu di hadapan si lelaki tua dengan maksud menjadikannya sebagai
penengah.
Sebagaimana
telah disepakati, mereka berdua pun berwudhu secara benar dan sempurna di bawah
pengawasannya. Lelaki tua itu menyadari bagaimana berwudhu yang benar. Secara
naluriah ia tahu niat yang sebenarnya dari kedua bocah tersebut dan ia sangat
terpengaruh dengan keramahan, kecerdasan, serta kebijakan alami mereka.
“Wudhu kalian
sudah benar dan sempurna,” katanya, “Aku hanyalah seorang tua yang bodoh dan
tidak tahu cara berwudhu dengan benar. Aku berterima kasih karena telah ditegur
dengan cara seperti itu dan karena kepedulian yang kalian tunjukkan kepada
kalangan tua.”
0 Response to "KISAH TELADAN LELAKI TUA DAN ANAK-ANAK"
Post a Comment