MUHAMMADIYAH DAN ASWAJA
Berbicara tentang Muhammadiyah dengan Aswaja sangatlah menarik, hal ini
ada dua sebab:
1. Muhammadiyah sering dicap sebagai organisasi atau
kelompok yang tidak mengikuti faham Aswaja.
2. Di kalangan kaum muslimin ada perasaan takut kalau
dianggap bukan mengikuti faham Aswaja, karena ada anggapam bahwa kalau bukan
mengikuti Aswaja itu sesat dan tidak bisa masuk surga.
Hal ini seringkali didasarkan pada sebuah kodrat yang sangat popular:
Artinya: Rasulullah telah bersabda bahwa umatku akan pecah menjadi 73
golongan semuanya akan masuk neraka kecuali satu yaitu Ahlussunah wal Jamaah.
(H.R. Hakim).
A. Pengertian Aswaja
Aswaja menurut Ibnu Taimiyah adalah terdiri dari 2
kata:
Sunah ialah
tuntunan yang diajarkan oleh Rasulullah baik perkataan, perbuatan atau
persetujuan beliau, jamaah adalah orang yang bersatu atau berkumpul
dalam satu kelompok.
Jadi Aswaja adalah satu kelompok atau golongan yang
mempunyai ciri khas mengamalkan sunan Rasulullah dan sunah para sahabat (akidah
Ahlussunah wal Jamaah, Ibnu Taimiyah, Beirut: t.t, hal. 77).
Sedang menurut Abdul Qadir Jaelani ia berkata
“seorang mukmin harus mengikuti assunah dan jamaah”. Assunah ialah tuntunan Rasul
sedang jamaah adalah kesempatan para sahabat Rasul pada masa Khulafaurrasyidin
yang empat (Al-Ghayah li Tholibi Thoriq Al-Haq, Beirut: hal. 80 tahun 1359).
Demikian juga NU dalam rumusan hasil muktamarnya
yang dikutip dalam kitab Al-Kawakibul Lamaah hal. 12: sekarang ini terjadi nama
Ahlussunah wal Jamaah itu diperuntukkan orang-orang yang senantiasa mengikuti
sunah Rasul dan perilaku sahabat baik tentang akidah diniyah, perbuatan diniyah
dan akhlak-akhlak hati.
Jadi dari beberapa definisi tersebut ada satu kata
kunci bahwa Ahlussunah wal Jamaah itu bukan golongan atau aliran tertentu,
tidak sektarian tetapi siapapun orangnya yang senantiasa menghormati,
menjunjung tinggi sunah Rasul dan perilaku para sahabat, terutama
Khulafaurrasyidin yang empat itu.
B. Ciri-ciri Faham Aswaja
Ciri-ciri Aswaja ini adalah 2 pendapat:
- Menurut Al-Bagdadi
bahwa orang itu bisa dikategorikan Ahlussunah wal Jamaah jika mempunyai 10
ciri:
a. Jika meyakini tentang ke-Esaan Allah
b. Meyakini adanya janji dan ancaman
c. Meyakini adanya pahala dan siksa
d. Mengikuti ulama salaf baik dalam bentuk akidah,
ibadah dan muamalah.
e. Adanya keyakinan bahwa Allah mempunyai sifat
f. Menolak faham Mu'tazilah
g. Mengakui adanya syafaat
h. Mengakui adanya imamah
i.
Mengambil
hukum dari Al-Qur'an, hadits dan ijma’ sahabat
j.
Melakukan
shalat Jum’at di masjid yang dipimpin oleh seorang imam.
- Menurut Jarnawi
Hadi Kusuma
Orang atau kelompok Ahlussunah wal Jamaah itu jika orang itu/kelompok
mengikuti prinsip-prinsip keyakinan dan dasar-dasar ritual yang mereka ajarkan
serta berjuang untuk kemenangan Islam. Yang dimaksud mereka di sini adalah Nabi
dan para sahabat. Pendapat beliau ini didasarkan pada firman Allah dalam surat
At-Taubah 110 yang artinya:
“Sesungguhnya Allah telah memberi jiwa dan harta
orang-orang yang beriman bukan bagi mereka itu surga”.
Mereka itu berperang dalam membela agama Allah, mereka membunuh dan
mungkin mereka terbunuh janji Allah pada mereka itu nyata tertulis dalam
Taurat, Injil dan Al-Qur'an.
C. Perbandingan Aqidah Muhammadiyah, Salaf, dan Aswaja
Untuk lebih jelasnya di bawah ini penulis sampaikan
perbandingan Muhammadiyah, Salaf dan Aswaja karena hal ini yang paling dominan:
Muhammadiyah
|
Salaf
|
Aswaja
|
1. Kembali kepada Al-Qur'an dan sunnah
|
1. Kembali pada Al-Qur'an dan sunnah
|
1. Kembali pada Al-Qur'an dan sunnah
|
2. Allah mempunyai sifat
|
2. Allah mempunyai sifat
|
2. Allah mempunyai sifat
|
3. Mengakui keterbatasan akal, Al-Qur'an dan hadits
sumber hukum utama
|
3. Manusia mengalami keterbatasan akal, Al-Qur'an
dan hadits sumber hukum utama.
|
3. Manusia mengalami keterbatasan akal, Al-Qur'an
dan hadits sumber hukum utama.
|
4. Bahwa Allah menciptakan segala sesuatu.
|
4. Bahwa Allah menciptakan segala sesuatu.
|
4. Bahwa Allah menciptakan segala sesuatu.
|
5. Allah bisa dilihat di akhirat nanti.
|
5. Allah bisa dilihat di akhirat nanti.
|
5. Allah bisa dilihat di akhirat nanti.
|
6. Ijma’ adalah kebenaran yang harus bisa diterima.
|
6. Ijma’ adalah kebenaran yang harus bisa diterima.
|
6. Ijma’ adalah kebenaran yang harus bisa diterima.
|
Pandangan para ahli tentang Muhammadiyah adalah
mengikuti faham Aswaja dalam hal ini ada 3 pandangan:
- Menurut DR.
Nurkholis Majid dalam bukunya Islam Doktrin dan Peradaban, hal. 50 dia
mengatakan bahwa “Muhammadiyah yang sering dinapdang NU tidak tegas dalam
berfaham Aswaja, namun sebenarnya sangat Aswaja dalam banyak hal”.
- Jarmawi Hadi Kusuma
Muhammadiyah menunjukkan semua persaudaraan agama
hanya kepada Allah dan Rasul-Nya, tidak diragukan lagi bahwa perserikatan ini
termasuk Aswaja bahwa ide perubahan yang dirumuskan Muhammadiyah adalah membawa
Islam Indonesia kembali ke faham Aswaja.
- M. Yunan Yusuf
Bahwa dengan mengatakan dirinya sebagai pengikut
ahlul haq dan sunnah (lihat Hpt, hal 20).
Faham teologi yang dianut oleh Muhammadiyah adalah
sama yang dianut oleh ulama salaf yang dijamin keselamatan dan dijamin masuk
surga. Oleh karena itu kurang fer jika Muhammadiyah telah keluar dari Aswaja
(ideology Muhammadiyah, Cita Tajdid, hal. 27).
D.
Kesimpulan
- Bahwa Muhammadiyah
itu termasuk Ahlussunah wal Jamaah, namun namanya dalam HPT disebut ahlu
haqi wal sunah.
- Dari aspek ideolgi
atau aqidah Muhammadiyah itu sama persis dengan Aswaja, namun pada aspek
sosial barang kali mempunyai perbedaan.
0 Response to "MUHAMMADIYAH DAN ASWAJA"
Post a Comment