MAKALAH DASAR MANAJEMEN " PENTINGNYA KOMUNIKASI DALAM PROSES MANAJEMEN SEBUAH ORGANISASI "
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Mengapa komunikasi penting dalam suatu
organisasi ? Pertanyaan ini kerap dilontarkan oleh mereka yang concern terhadap
kajian fenomena komunkai maupun mereka yang tertarik pada gejala-gejala
keorganisasian. Dalam kenyataan masalah komunikasi senantiasa muncul dalam
proses pengorganisasian. Komunikasi mempunyai andil membangun iklim organisasi,
yang berdampak kepada membangun budaya oranisasi, yaitu nilai dan kepercayaan
yang menjadi titik pusat organisasi. Tujuan komunikasi dalam proses organisasi
tidak lain dalam rangka membentuk saling pengertian (mutual undestanding)
. Pendek kata agar terjadi penyetaraan dalam kerangka referensi, maupun dalam
pegalaman.
Komunikasi
merupakan aktifitas manusia yang sangat penting. Bukan hanya dalam kehidupan organisasi,
namun dalam kehidupan manusia secara umum. Komunikasi merupakan hal yang
esensial dalam kehidupan kita. Kita semua berinteraksi dengan sesama dengan
cara melakukan komunikasi. Komunikasi dapat dilakukan dengan cara yang
sederhana sampai yang kompleks, dan teknologi kini telah merubah cara manusia
berkomunikasi secara drastis.
Komunikasi
tidak terbatas pada kata-kata yang terucap belaka, melainkan bentuk dari apa
saja interaksi, senyuman, anggukan kepala yang membenarkan hati, sikap badan,
ungkapan minat, sikap dan perasaan yang sama. Diterimanya pengertian yang sama
adalah merupakan kunci dalam komunikasi. Tanpa penerimaan sesuatu dengan
pengertian yang sama, maka yang terjadi adalah “dialog antara orang satu”.
Organisasi
atau Organization bersumber dari kata
kerja bahasa latin Organizare “to
form as or into a whole consisting of interdependent or coordinated parts
(membentuk sebagai atau menjadi keseluruhan dari bagian-bagian yang saling
bergantung atau terkoordinasi). Organisasi adalah sarana dimana manajemen
mengkoordinasikan sumber bahan dan sumber daya manusia melalui pola struktur
formal dari tugas-tugas dan wewenang.
B.
RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana Komunikasi
Merupakan Hal Esential Dalam Organisasi ?
2. Bagaimana Pola-Pola dan
Aliran Informasi Dalam Organisasi?
3. Apa saja Peran-Peran yang terdapat Dalam
Komunikasi Organisasi ?
4. Bagaimana Pemilihan
Saluran Yang Tepat untuk mencapai Efektifitas Komunikasi ?
5. Kendala-Kendala yang
dihadapi Dalam Komunikasi Organisasi?
C.
MANFAAT DAN TUJUAN
Tujuan penulisan makalah ilmiah ini
adalah untuk mengetahui pengertian dan pentingnya komunikasi dalam organisasi,
proses komunikasi, apa saja hambatan komunikasi, bagaimana mengatasi hambatan komunikasi, apa
saja jenis-jenis komunikasi, dan mengapa komunikasi menjadi inti kepemimpinan.
Di samping itu, makalah ini ditulis sebagai tugas kepada mata kuliah Dasar
Manajemen.
BAB II
LANDASAN TEORI
Golddhaber (1986) memberikan definisi komunikasi organisasi
adalah proses penciptaan dan saling menukar pesan dalam satu jaringan hubungan
yang saling tergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak
pasti atau yang selalu berubah-ubah. Pengertian tersebut mengandung
konsep-konsep sebagai berikut:
1. Proses, Suatu organisasi
adalah suatu sistem terbuka yang dinamis yang menciptakan dan saling menukar
informasi diantara anggotanya.
2. Pesan, yang dimaksud pesan adalah susunan simbol
yang penuh arti tentang orang , obyek, kejadian yang dihasilkan oleh interaksi
dengan orang lain.
3. Jaringan, organisasi
terdiri dari satu seri orng yang tiap-tiapnya menduduki posisi atau peranan
tertentu dalam organisasi.
4. Keadaan Saling Tergantung,
Konsep kunci komunikasi organisasi keempat adalah keadaan yang saling
tergantung satu bagian dengan bagian lainnya.
5. Hubungan, Konsep kunci yang kelima dari omunikasi
organisasi adalah hubungan. Karena organisasi merupakan suatu sistem terbuka,
sistem kehidupan sosial maka untuk berfungsinya bagian-bagian itu terletak pada
manusia yang ada dalam organisasi.
6. Lingkungan, yang dimaksud lingkungan adalah semua
totalitas secar fisik dan faktor sosial yang diperhitungkan dalam pembuatan
keputusan mengenai individu dalam suatu sistem.
7. Ketidakpastian, adalah
perbedaan informasi yang tersedia dengan informasi yang diharapkan. Misalnya;
organisasi Karang Taruna memerlukan informasi tentang Undang-undang tentang
NAPZA untuk disosialisaikan kepada anggotanya, kalau informasi tersebut
didapatkan maka tidak maslah, tetapi kalau informaasi itu tidak didapatkan maka
terjadi ketidak pastian.
BAB III
PEMBAHASAN
Komunikasi Merupakan Hal Esential Dalam Organisasi
Komunikasi (communicare, latin) artinya berbicara atau
menyampaikan pesan, informasi, pikiran, perasaan yang dilakukan seseorang
kepada yang lain dengan mengharapkan jawaban, tanggapan, dari orang lain
(Hohenberg : 1978). Komunikasi bermula dari sebuah gagasan yang ada pada diri
seseorang yang diolah menjadi sebuah pesan dan disampaikan atau dikirimkan
kepada orang lain dengan menggunakan media tertentu. Dari pesan yang
disampaikan tersebut kemudian terdapat timbale balik berupa tanggapan atau
jawaban dari orang yang menerima pesan tersebut. Dari proses terjadinya
komunikasi itu, secara teknis pelaksanaan, komunikasi dapat dirumuskan sebagai
kegiatan dimana seseorang menyampaikan pesan melalui media tertentu kepada
orang lain dan sesudah menerima pesan serta memahami sejauh kemampuannya,
penerima pesan menyampaikan tanggapan melalui media tertentu pula kepada orang
yang menyampaikan pesan itu kepadanya (Agus M. Hardjana :Komunikasi
intrapersonal dan interpersonal, 2003).
Komunikasi
organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam
kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi (Wiryanto, 2005).
Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri
dan sifatnya berorientasi kepentingan organisasi. Isinya berupa cara kerja di
dalam organisasi, produktivitas, dan berbagai pekerjaan yang harus dilakukan
dalam organisasi. Misalnya: memo, kebijakan, pernyataan, jumpa pers, dan
surat-surat resmi. Adapun komunikasi informal adalah komunikasi yang disetujui
secara sosial. Orientasinya bukan pada organisasi, tetapi lebih kepada
anggotanya secara individual.
Proses Komunikasi
Proses
komunikasi adalah bagaimana sang komunikator menyampaikan pesan kepada
komunikannya, sehingga dapat dapat menciptakan suatu persamaan makna antara
komunikan dengan komunikatornya. Proses Komunikasi ini bertujuan untuk
menciptakan komunikasi yag efektif (sesuai dengan tujuan komunikasi pada
umumnya).
Proses Komunikasi, banyak melalui
perkembangan. Pada penjelasan ini, akan dijelaskan berbagai proses komunikasi
melalui model-model komunikasi itu sendiri :
1. Model Komunikasi Aristoteles
Aristoteles menerangkan tentang
model komunikasi dalam bukunya Rhetorica, bahwa setiap komunikasi akan berjalan
jika terdapat 3 unsur utama :
- Pembicara, yaitu orang yang menyampaikan
pesan
- Apa yang akan dibicarakan (menyangkut Pesan nya itu
sendiri)
- Penerima, orang yang
menerima pesan tersebut.
2. Model
Komunikasi David K.Berlo
Dalam model
komunikasi David K.Berlo, diketahui bahwa komunikasi terdiri dari 4 Proses
Utama yaitu SMRC (Source, Message, Channel, dan Receiver) lalu ditambah 3
Proses sekunder, yaitu Feedback, Efek, dan Lingkungan.
- Source (Sumber), Sumber
adalah seseorang yang memberikan pesan atau dalam komunikasi dapat disebut
sebagai komunikator. Walaupun sumber biasanya melibatkan individu, namun
dalam hal ini sumberjuga melibatkan banyak individu. Misalnya, dalam
organisasi, Partai, atau lembaga tertentu. Sumber juga sering dikatakan
sebagai source, sender, atau
encoder.
- Message (Pesan), pesan adalah isi dari komunikasi
yang memiliki nilai dan disampaikan oleh seseorang (komunikator). Pesan
bersifat menghibur, informatif, edukatif, persuasif, dan juga bisa
bersifat propaganda. Pesan disampaikan melalui 2 cara, yaitu Verbal dan
Nonverbal. Bisa melalui tatap muka atau melalui sebuah media komunikasi.
Pesan bisa dikatakan sebagai Message, Content, atau Information
- Channel (Media dan saluran komunikasi), Sebuah
saluran komunikasi terdiri atas 3 bagian. Lisan, Tertulis, dan Elektronik.
Media disini adalah sebuah alat untuk mengirimkan pesan tersebut. Misal
secara personal (komunikasi interpersonal), maka media komunikasi yang
digunakan adalah panca indra atau bisa memakai media telepon, telegram,
handphone, yang bersifat pribadi. Sedangkan komunikasi yang bersifat massa
(komunikasi massa), dapat menggunakan media cetak (koran, suratkabar,
majalah, dll) , dan media elektornik(TV, Radio). Untuk Internet, termasuk media yang
fleksibel, karena bisa bersifat pribadi dan bisa bersifat massa. Karena,
internet mencakup segalanya. Jika anda membuka www.kuliahkomunikasi.com
< maka media ini bersifat massal, namun jika anda chattingh melalui
yahoo messenger, maka media ini bersifat interpersonal, dan jika anda
menuliskan Blog (blogging atau menulis diary), media ini bisa berubah
menjadi media yang bersifat Intrapersonal (kepada diri sendiri).
- Receiver (Penerima
Pesan), Penerima adalah orang yang mendapatkan pesan dari komunikator
melalui media. Penerima adalah elemen yang penting dalam menjalankan
sebuah proses komunikasi. Karena, penerima menjadi sasaran dari komunikasi
tersebut. Penerima dapat juga disebut sebagai public, khalayak,
masyarakat, dll.
Pola-Pola
dan Aliran Informasi Dalam Organisasi
Aliran informasi atau dikenal juga
dengan distribusi informasi, adalah proses dimana informasi yang tepat
disampaikan pada orang yang tepat, pada waktu yang diinginkan. Atau bisa
diartikan pula dengan Aliran informasi dalam suatu organisasi adalah suatu
proses dinamik; dalam proses inilah pesan-pesan secara tetap dan
berkesinambungan diciptakan, ditampilkan, dan dinterpretasikan. Proses ini
berlangsung terus dan berubah secara konstan – artinya komunikasi organisasi
bukanlah sesuatu yang terjadi kemudian berhenti. Komunikasi terjadi sepanjang
waktu. Dalam organisasi Pendistribusian informasi dalam organisasi adalah
cara-cara untuk memperoleh informasi dan berbagi informasi pada rekan kerja
baik itu menggunakan metode-metode elektronik seperti situs web kolaborasi,
intranet, dan apabila cara-cara dengan teknologi tidak dimungkinkan bisa jadi
cara ini menggunakan arsip atau distribusi berkas secara manual. Atau bisa
dikatakan pula bahwa Aliran informasi dalam organisasi adalah perpindahan
informasi dalam struktur organisasi dan metodologi yang digunakan (saluran)
dalam memindahkan informasi ini terkait dengan budaya organisasi, proses,
waktu, dan pemaknaan sehingga informasi ini dianggap sebagai nilai,
pembelajaran, pengalaman, atau instruksi.Distribusi informasi biasanya
digunakan sebagai cara untuk menjalankan rencana komunikasi dan merespon
permintaan-permintaan (yang seringkali tidak disangka) akan informasi tertentu.
Mekanisme aliran informasi Mekanisme informasi dapat mempengaruhi guna
informasi itu sendiri saat informasi yang dibutuhkan tidak didapat tepat pada
waktunya. Satu-satunya yang dapat memperbaiki kinerja aliran informasi ini
adalah dengan adanya Rencana Pengelolaan Informasi (Communication Management
Plan). Guetzkow (91965) menyatakan bahwa aliran informasi dalam suatu
organisasi dapat terjadi denga tiga cara :
1. Berurutan
2. Serentak
3. Kombinasi
antara serentak dan berurutan
·
Penyebaran Pesan Secara Berurutan
“penyampaian
pesan secara berurutan merupakan bentuk pola komunikasi yang utama, yang pasti
terjadi dalam organisasi’’ ini dikemukakan oleh Haney (1962). penyebaran
informasi berurutan meliputi perluasan bentuk penyebaran diadik, jadi pesan
disampaikan dari si A–> si B–> si C–> si D–> si E dalam serangkaian
transaksi dua orang; dalam hal ini setiap individu kecuali orang ke 1 (sumber
pesan), mula-mula menginterpretasikan pesan yang diterimanya, dan kemudian
meneruskan hasil interpretasinya kepada orang berikutnya dalam rangkaian
tersebut. Penyebaran pesan berurutan memperlihatkan pola ”siapa berbicara
kepada siapa”. penyebaran tersebut mempunyai suatu pola sebagai salah satu ciri
terpentingnya, Bila pesan disebarkan secara berurutan, penyebaran informasi
berlangsung dalam waktu yang tidak beraturan, jadi infomasi tersebut tiba
ditempat yang berbeda dan pada waktu yang berbeda pula. Individu cenderung
menyadari adanya informasi pada waktu yang berlainan. karena adanya perbedaan
dalam menyadari informasi tersebut, mungkin timbul masalah dalam koordinasi.
Adanya keterlambatan dalam penyebaran informasi akan menyebabkan informasi itu
sulit digunakan untuk membuat keputusan karena ada orang yang belum memperoleh
informasi. Bila jumlah orang yang harus diberi informasi cukup banyak, proses
berurutan memerlukan waktu yang lebih lama lagi untuk menyampaikan informasi
kepada mereka.
·
Penyebaran Pesan Secara Serentak
Sebagian besar
dari komunikasi organisasi berlangsung dari orang ke orang, hanya melibatkan
sumber pesan dan penerima yang mengiterprestasikan pesan sebagai tujuan akhir.
Banyak organisasi yang mengeluarkan terbitan khusus, berbentuk majalah atau
selebaran yang diposkan kepada semua anggota organisasi. Bila semua anggota
departemen, fakultas, atau bagian-bagian lain menerima suatu imformasi dalam
waktu yang bersamaan, proses ini disebut penyebaran pesan secara serentak.
Pemilihan teknik penyebaran yang berdasarkan pada waktu (tiba secara serentak)
memerlukan pemikiran metode penyebaran yang sedikit berbeda dari yang biasa
kita kerjakan. Di pihak lain, suatu pertemuan mungkin merupakan cara untuk
menyampaikan informasi kepada setiap anggota organisasi pada saat yang sama;
tetapi seperti yang dapat anda duga, tidak semua orang dapat hadir karena
pertemuan cukup jauh. Memo merupakan media tertulis sedangkan pertemuan adalah
bentuk lisan, atau suatu media tatap muka. Salah satu dari kedua metode
tersebut atau kedua-duanya mungkin melancarkan penyebaran informasi secara
serentak kepada sekelompok anggota organisasi; salah saatu kedua-duanya mungkin
pula tidak efektif. Dengan berkembangnya media telekomunikasi, tugas
menyebarkan informasi kepada semua anggota secara serentak menjadi lebih
sederhana bagi sebagian organisasi. Dengan berkembangnya sistem kabel dan
telepon yang lebih canggih, dirangkaikan dengan video, semua organisasi dapat
berhubungan secara visual dan vokal antara satu dengan yang lainnya sambil
tetap berada di tempat kerja masing- masing. Penyebaran pesan secara serentak
mungkin suatu cara yang lebih umum, lebih efektif dan efisien daripada cara
lainnya untuk melancarkan aliran informasi dalam suatu organisasi.
Alat alat dan
teknik dalam distribusi informasi
Empat
alat-alat dan teknik yang diperlukan dalam mendistribusikan/ mengalirkan
informasi ini:
1. Kemampuan
berkomunikasi yang memungkinkan manajer menggunakan kesempatan untuk
memanfaatkan dimensi-dimensi komunikasi yang ada.
2. Sistem
untuk mengumpulkan dan memperoleh informasi.
3. Metode
pendistribusian informasi
4. Proses
pembelajaran tindakan (Lesson Learned Process).
Peranan
Jaringan Kerja Komunikasi Analisis jaringan telah mengungkapkan sifat-sifat
khas sejumlah peranan jaringan komunikasi. Berikut adalah tujuh peranan
jaringan komunikasi, antara lain :
1. Kosmopolit
Adalah individu yang melakukan kontak dengan dunia luar, dengan
individu-individu diluar organisasi. Kosmopolit menghubungkan para anggota
organisasi dengan orang-orang dan peristiwa-peristiwa diluar batas-batas
struktur organisasi.
2. Penghubung
Adalah orang yang mengaitkan atau menghubungkan dua klik atau lebih tetapi ia
bukan anggota salah satu kelompok yang dihubungkan tersebut.Penghubung
mengkaitkan satuan-satuan organisasi bersama-sama dan menggambarkan orang-orang
yang berlaku sebagai penyaring informasi.
3. Jembatan
Adalah seorang anggota klik yang memiliki sejumlah kontak yang menonjol dalam
kontak antar kelompok, juga menjalin kontak dengan anggota klik lain. Sebuah
jembatan berlaku sebagai pengontak langsung antara dua kelompok pegawai.
4. Penyendiri
Adalah mereka yang hanya melakukan sedikit atau sama sekali tidak mengadakan kontak
dengan anggota kelompok lainnya. Beberapa anggota organisasi menjadi penyendiri
bila berurusan dengan kehidupan pribadi pegawai-pegawai lainnya tetapi jelas
merupakan anggota klik bila pesan-pesan berkenaan dengan perubahan dalam
kebijakan dan prosedur organisasi.
5. Penjaga
gawang Adalah orang yang secara strategis ditempatkan dalam jaringan agar apat
melakukan pengendalian atas pesan apa yang akan disebarkan melalui system
tersebut.
6. Pemimpin
pendapat Adalah orang tanpa jabatan formal dalam semua system social, yang
membimbing pendapat dan mempengaruhi orang-orang dalam keputusan mereka. Mereka
merupakan orang-orang yang mengikuti persoalan dan dipercaya orang-orang lainya
untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.
7. Anggota
klik Klik adalah sebuah kelompok individu yang paling sedikit separuh dari
kontaknya merupakan hubungan dengan anggota-anggota lainnya. Prasyarat
keanggotaan klik adalah bahwa individu-individu harus mampu melakukan kontak
satu sama lainnya, bahkan dengan cara tidak langsung. Klik terdiri dari
individu-individu yang keadaan sekelilingnya memungkinkan kontak antar
individu, dan yang merasa amat puas dengan kontak-kontak tersebut. Klik-terdiri
dari individu-individu yang memiliki alasan formal, yang berhubungan dengan
jabatan untuk melakukan kontak sekaligus juga mempunyai alasan informal yang
bersifat antar pesona.
Peran-Peran
yang terdapat Dalam Komunikasi Organisasi
Sebagai komunikator, seorang pemimpin organisasi,
manajer, atau administrator harus memilih salah satu berbagai metode dan teknik
komunikasi yang disesuaikan dengan situasi pada waktu komunikasi dilancarkan.
Sebagai komunikator, seorang manajer harus menyesuaikan penyampaian pesannya
kepada peranannya yang sedang dilakukannya. Dalam hubungan ini, Henry Mintzberg
seorang profesor manajemen pada McGill University di Montreal-Kanada,
menyatakan wewenang formal seorang manajer menyebabkan timbulnya tiga peranan:
peranan antarpersona; peranan informasi; dan peranan memutuskan.
Peranan
antarpersona seorang manajer meliputi tiga hal: Peranan tokoh. Kedudukan
sebagai kepala suatu unit organisasi, membuat seorang manajer melakuan tugas
yang bersifat keupacaraan. Karena ia merupakan seorang tokoh, maka selain
memimpim berbagai upacara di kantornya, ia juga diundang oleh pihak luar untuk
menghadiri berbagai upacara. Dalam peranan ini seorang manajer berkesempatan
untuk memberikan penerangan, penjelasan, imbauan, ajakan, dll.
Peranan pemimpin. Sebagai pemimpin, seorang manajer bertanggung jawab atas lancar-tidaknya pekerjaan yang dilakukan bawahannya. Beberapa kegiatan bersangkutan langsung dengan kepemimpinannya pada semua tahap manajemen: penentuan kebijaksanaan, perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, pengawasan, dan penilaian. Ada juga kegiatan-kegiatan yang tidak langsung berkaitan dengan kepemimpinannya, antara lain memotivasi para karyawan agar giat bekerja. Untuk melaksanakan kepemimpinannya secara efektif, maka ia harus mampu melaksanakan komunikasi secara efektif. Dalam konteks kepemimpinan, seorang manajer berkomunikasi efektif bila ia mampu membuat para karyawan melakukan kegiatan tertentu dengan kesadaran, kegairahan, dan kegembiraan. Dengan suasana kerja seperti itu akan dapat diharapkan hasil yang memuaskan. Peranan penghubung. Dalam peranan sebaga penghubung, seorang manajer melakukan komunikasi dengan orang-orang di luar jalur komando vertikal, baik secara formal maupun secara tidak formal.
Peranan pemimpin. Sebagai pemimpin, seorang manajer bertanggung jawab atas lancar-tidaknya pekerjaan yang dilakukan bawahannya. Beberapa kegiatan bersangkutan langsung dengan kepemimpinannya pada semua tahap manajemen: penentuan kebijaksanaan, perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, pengawasan, dan penilaian. Ada juga kegiatan-kegiatan yang tidak langsung berkaitan dengan kepemimpinannya, antara lain memotivasi para karyawan agar giat bekerja. Untuk melaksanakan kepemimpinannya secara efektif, maka ia harus mampu melaksanakan komunikasi secara efektif. Dalam konteks kepemimpinan, seorang manajer berkomunikasi efektif bila ia mampu membuat para karyawan melakukan kegiatan tertentu dengan kesadaran, kegairahan, dan kegembiraan. Dengan suasana kerja seperti itu akan dapat diharapkan hasil yang memuaskan. Peranan penghubung. Dalam peranan sebaga penghubung, seorang manajer melakukan komunikasi dengan orang-orang di luar jalur komando vertikal, baik secara formal maupun secara tidak formal.
Peranan
informasi. Dalam organisasinya, seorang manajer berfungsi sebagai pusat
informasi. Ia mengembangkan pusat informasi bagi kepentingan organisasinya.
Peranan informasional meliputi peranan-peranan sebagai berikut: Peranan
monitor. Dalam melakukan peranannya sebagai monitor, manajer memandang
lingkungan sebagai sumber informasi. Ia mengajukan berbagai ertanyaan kepada rekan-rekannya
atau kepada bawahannya, dan ia menerima informasi pula dari mereka tanpa
diminta berkat kontak pribadinya yang selalu dibinanya. Peranan penyebar. Dalam
peranannya sebagai penyebar ia menerima dan menghimpun informasi dari luar yang
penting artinya dan bermanfaat bagi organisasi, untuk kemuian disebarkan kepada
bawahannya Peranan juru bicara. Peranan ini memiliki kesamaan dengan peranan
penghubung, yakni dalam hal mengkomunikasikan informasi kepada khalayak luar.
Perbedaannya ialah dalam hal caranya: jika dalam peranannya sebagai penghubung
ia menyampaikan informasi secara antarpribadi dan tidak selalu resmi, namun
dalam perananya sebagai juru bicara tidak selamanya secara kontak pribadi,
tetapi selalu resmi. Dalam peranannya sebagai juru bicara itu ia juga harus
mengkomunikasikan informasi kepada orang-orang yang berpengaruh yang melakukan
pengawasan terhadap organisasinya. Kepada khalayak di luar organisasinya ia
memberikan informasi dalam rangka pengembangan organisasinya. Ia meyakinkan
khalayak bahwa organisasi yang dipimpinnya telah melakukan tanggung jawab
sosial sebagaimana mestinya. Ia meyakinkan pula para pejabat pemerintah bahwa
organisasinya berjalan sesuai dengan peratruran sebagaimana harusnya.
Peranan
memutuskan. Seorang manajer memegang peranan yang sangat penting dalam sistem
pengambilan keputusan dalam organisasinya. Ada empat peranan yang dicakup pada
peranan ini:
Peranan wiraswasta. Seorang manajer berusaha memajukan organisasinya dan mengadakan penyesuaian terhadap perubahan kondisi lingkungannya. Ia senantiasa memandang ke depan untuk mendapatkan gagasan baru. Jika sebuah gagasan muncul, maka ia mengambil prakarsa untuk mengembangkan sebuah proyek yang iawasinya sendiri atau didelegasikannya kepad bawahannya.
Peranan pengendali gangguan. Seorang manajer berusaha sebaik mungkin menanggapi setiap tekanan yang menimpa organisasi, seperti buruh mogok, para pelanggan menghilang, dsb.
Peranan penentu sumber. Seorang manajer bertanggung jawab untuk memutuskan pekerjaan apa yang harus dilakukan, siapa yang akan melaksanakan, dan bagaimana pembagian pekerjaan dilangsungkan. Manajer juga mempunyai kewenangan mengenai pengambilan keputusan penting sebelum implementasi dijalankan. Dengan kewenangan itu, manajer dapat memastikan bahwa keputusan-keputusan yang berkaitan semuanya berjalan melalui pemikran tunggal.
Peranan perunding. Manajer melakukan peranan perunding bukan saja mengenai hal-hal yang resmi dan langsung berhubungan dengan organisasi, melainkan juga tentang hal-hal yang tidak resmi dan tidak langsung berkaitan dengan kekaryaan. Bagi manajer, perundingan merupakan gaya hidup karena hanya ialah yang mempunyai wewenang untuk menanggapi sumber-sumber organisasional pada waktu yang tepat, dan hanya ialah yang merupakan pusat jaringan informasi yang sangat diperlukan bagi perundingan yang penting.
Peranan wiraswasta. Seorang manajer berusaha memajukan organisasinya dan mengadakan penyesuaian terhadap perubahan kondisi lingkungannya. Ia senantiasa memandang ke depan untuk mendapatkan gagasan baru. Jika sebuah gagasan muncul, maka ia mengambil prakarsa untuk mengembangkan sebuah proyek yang iawasinya sendiri atau didelegasikannya kepad bawahannya.
Peranan pengendali gangguan. Seorang manajer berusaha sebaik mungkin menanggapi setiap tekanan yang menimpa organisasi, seperti buruh mogok, para pelanggan menghilang, dsb.
Peranan penentu sumber. Seorang manajer bertanggung jawab untuk memutuskan pekerjaan apa yang harus dilakukan, siapa yang akan melaksanakan, dan bagaimana pembagian pekerjaan dilangsungkan. Manajer juga mempunyai kewenangan mengenai pengambilan keputusan penting sebelum implementasi dijalankan. Dengan kewenangan itu, manajer dapat memastikan bahwa keputusan-keputusan yang berkaitan semuanya berjalan melalui pemikran tunggal.
Peranan perunding. Manajer melakukan peranan perunding bukan saja mengenai hal-hal yang resmi dan langsung berhubungan dengan organisasi, melainkan juga tentang hal-hal yang tidak resmi dan tidak langsung berkaitan dengan kekaryaan. Bagi manajer, perundingan merupakan gaya hidup karena hanya ialah yang mempunyai wewenang untuk menanggapi sumber-sumber organisasional pada waktu yang tepat, dan hanya ialah yang merupakan pusat jaringan informasi yang sangat diperlukan bagi perundingan yang penting.
Pemilihan
Saluran Yang Tepat untuk mencapai Efektifitas Komunikasi
Komunikasi adalah sebuah tindakan untuk berbagi
informasi, gagasan atau pun pendapat dari setiap partisipan komunikasi yang terlibat
didalamnya guna mencapai kesamaan makna. Tindak komunikasi tersebut dapat
dilakukan dalam berbagai konteks. Konteks komunikasi yang telah
dibahas pada modul-modul sebelumnya adalah komunikasi antarpribadi
(interpersonal Communication) dan komunikasi kelompok.Konteks komunikasi
selanjutnya yang akan kita bahas adalah komunikasi organisasi.
Tindak komunikasi dalam suatu
organisasi berkaitan dengan pemahaman mengenai peristiwa komunikasi yang
terjadi didalamnya, seperti apakah instruksi pimpinan sudah dilaksanakan dengan
benar oleh karyawan atau pun bagaimana karyawan/bawahan mencoba menyampaikan
keluhan kepada atasan, memungkinkan tujuan organisasi yang telah ditetapkan
dapat tercapai sesuai dengan hasil yang diharapkan. Ini hanya satu contoh sederhana
untuk memperlihatkan bahwa komunikasi merupakan aspek penting dalam suatu
organisasi, baik organisasi yang mencari keuntungan ekonomi maupun organisasi
yang bersifat sosial kemasyarakatan.
Kendala-Kendala
yang dihadapi Dalam Komunikasi Organisasi
· Hambatan Teknis Hambatan
jenis ini timbul karena lingkungan yang memberikan dampak pencegahan terhadap
kelancaran pengiriman dan penerimaan pesan. Dari sisi teknologi, keterbatasan
fasilitas dan peralatan komunikasi, akan semakin berkurang dengan adanya temuan
baru di bidang teknologi komunikasi dan sistim informasi, sehingga saluran
komunikasi dalam media komunikasi dapat diandalkan serta lebih efisien.
· Hambatan
Semantik Gangguan semantik menjadi hambatan dalam proses penyampaian pengertian
atau idea secara efektif. Definisi semantik adalah studi atas pengertian, yang
diungkapkan lewat bahasa. Suatu pesan yang kurang jelas, akan tetap menjadi
tidak jelas bagaimanapun baiknya transmisi. Untuk menghindari mis-komunikasi
semacam ini, seorang komunikator harus memilih kata-kata yang tepat dan sesuai
dengan karakteristik komunikannya, serta melihat dan mempertimbangkan
kemungkinan penafsiran yang berbeda terhadap kata-kata yangdigunakannya.
· Hambatan
Manusiawi Hambatan jenis ini muncul dari masalah-masalah pribadi yang dihadapi
oleh orang-orang yang terlibat dalam komunikasi, baik komunikator maupun
komunikan. Menurut Cruden dan Sherman, hambatan ini mencakup : Hambatan yang
berasal dari perbedaan individual manusia, seperti perbedaan persepsi, umur,
keadaan emosi, status, keterampilan mendengarkan, pencarian informasi,
penyaringan informasi. Hambatan yang ditimbulkan oleh iklim psikologis dalam
organisasi atau lingkungan sosial dan budaya, seperti suasana dan iklim kerja
serta tata nilai yang dianut .
Ditinjau dari
aspek bisnis, organisasi adalah sarana manajemen (dilihat dari aspek
kegiatannya). Korelasi antara Ilmu Komunikasi dengan Organisasi terletak pada
peninjauannya yang berfokus kepada manusia-manusia yang terlibat dalam mencapai
tujuan organisasi. Dalam lingkup organisasi, tujuan utama komunikasi adalah
memperbaiki organisasi, yang ditafsirkan sebagai upaya yang dilakukan untuk
mencapai tujuan-tujuan manajemen. Komunikasi organisasi terjadi setiap saat.
Dan dapat didefinisikan sebagai pertunjukan dan penafsiran pesan di antara
unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi. Suatu
organisasi terdiri dari unit-unit komunikasi dalam hubungan hierarchies antara
satu dengan lainnya dan berfungsi dalam suatu lingkungan. Komunikasi bisnis
adalah proses pertukaran pesan atau informasi untuk mencapai efektivitas dan
efisiensi produk kerja di dalam struktur (jenjang / level) dan sistem
organisasi yang kondusif. Dalam kegiatan komunikasi bisnis, pesan hendaknya
tidak hanya sekedar informatif, yaitu agar pihak lain mengerti dan tahu, tetapi
juga haruslah Persuasif, agar pihak lain bersedia menerima suatu paham atau
keyakinan atau melakukan suatu perbuatan atau kegiatan.
Dalam proses
komunikasi semua pesan atau informasi yang dikirim akan diterima dengan berbagai
perbedaan oleh penerima pesan/informasi, baik karena perbedaan latar belakang,
persepsi, budaya maupun hal lainnya. Untuk itu, suatu pesan atau informasi yang
disampaikan hendaknya memenuhi 7 syarat atau dikenal juga dengan 7 C, yaitu : 1. Completeness (Lengkap)
Suatu pesan atau informasi dapat dikatakan lengkap, bila berisi semua materi
yang diperlukan agar penerima pesan dapat memberikan tanggapan yang sesuai
dengan harapan pengirim pesan. 2. Conciseness (Singkat) Suatu pesan dikatakan concise bila
dapat mengutarakan gagasannya dalam jumlah kata sekecil mungkin (singkat, padat
tetapi jelas) tanpa mengurangi makna, namun tetap menonjolkan gagasannya. 3.Consideration
(Pertimbangan) Penyampaian pesan, hendaknya menerapkan empati dengan
mempertimbangkan dan mengutamakan penerima pesan. 4.Concreteness (konkrit)
Penyampaian pesan hendaknya disampaikan dengan bahasa yang gambalang, pasti dan
jelas. 5.Clarity
(Kejelasan) Pesan hendaknya disampaikan dengan bahasa yang mudah dimengerti dan
mudah diinterpretasikan serta memilik makna yang jelas. 6.Courtessy (Kesopanan) Pesan
disampaikan dengan gaya bahasa dan nada yang sopan, akan memupuk hubungan baik
dalam komunikas ibisnis. 7.Correctness
(ketelitian) Pesan hendaknya dibuat dengan teliti, dan menggunakan tata bahasa,
tanda baca dan ejaan dengan benar (formal atau resmi).
Perbedaan
latar belakang perbendaharaan bahasa, dan pernyataan emosional, juga dapat
menimbulkan munculnya kesalahpahaman antara pengirim dan penerima pesan.
Masalah-masalah tersebut antara lain : 1. Masalah dalam mengembangkan pesan 2.
Masalah dalam menyampaikan pesan 3. Masalah dalam menafsirkan pesan
BAB
IV
PENUTUP
KESIMPULAN
Beberapa kesimpulan yang dapat
disampaikan dalam tulisan ini antara lain pentingnya seorang pemimpin dan
bawahan untuk dapat membuka komunikasi secara efektif dan efisien sehingga roda
organisasi dapat berjalan dengan lancar dalam mencapai tujuan ( goal ) yang
telah ditentukan.
Kemudian seluruh individu yang
tergabung dalam sistem organisasi hendaknya menyadari perlunya
ketanggapsegeraan untuk meminimalisir hambatan komunikasi yang terjadi dengan
melakukan beberapa pendekatan / solusi yang ditawarkan yaitu menciptakan
hubungan yang lebih baik. Maka itu dikatakan bahwa inti dari kepemimpinan
adalah adanya komunikasi yang berjalan dengan baik.
DAFTAR
PUSTAKA
http://ayuraicommunicators.wordpress.com/2011/04/29/ukuran-keberhasilan-komunikasi-bisnis/
www.scribd.com/.../3322974-EFEKTIFITAS-KOMUNIKASI-ORGA..
elib.unikom.ac.id/download.php?id=139079
images.insandinami.multiply.multiplycontent.com/.../6-..
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17837/5/Chapter%20I.pdf
pksm.mercubuana.ac.id/new/.../files.../42004-10-773784529444.doc
http://kanal3.wordpress.com/2010/05/20/%E2%80%9Cpengantar-manajemenperan-komunikasi-dalam-organisasi%E2%80%9D/
http://dimasmandala.wordpress.com/2010/06/06/saluran-komunikasi-dalam-organisasi/
0 Response to "MAKALAH DASAR MANAJEMEN " PENTINGNYA KOMUNIKASI DALAM PROSES MANAJEMEN SEBUAH ORGANISASI ""
Post a Comment