Recent Posts

GERAKAN MUHAMMADIYAH DI INDONESIA


A.    Arti Muhammadiyah

Kyai Haji Ahmad Dahlan menamakan gerakannya dengan Muhammadiyah, mempunyai maksud tertentu serta harapan yang jauh sangat luhur. Dengan nama itu pula akan memberi ciri dan corak yang tersendiri bagi gerakan Muhammadiyah di tengah “Kebangkitan Bangsa dan Umat Islam di mana”.
Arti Muhammadiyah dapat ditinjau dari segi bahasa dan segi istilah:
  1. Dari segi bahasa
Muhammadiyah berarti “Umat Muhammad” atau “Pengikut Muhammadiyah”. Yaitu semua orang yang beragama Islam dan meyakini bahwa Nabi Muhammad adalah hamba dan pesuruh Allah yang terakhir.
  1. Dari segi istilah
Muhammadiyah ialah Gerakan Islam yang didirikan oleh Kyai Haji Dahlan pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330 bertepatan dengan tanggal 18 Nopember 1912 di Yogyakarta.

B.     Sebab-sebab Muhammadiyah Didirikan

Pada dasarnya sebab utama Muhammadiyah didirikan adalah pendalaman KH. Ahmad Dahlan terhadap isi Al-Qur'an dan Sunnah terutama sekali surat Ali Imran ayat 104 yang artinya:
“Adakalanya di antara kamu sekalian segolongan umat yang mengajak pada Islam, memerintahkan kebajikan dan mencegah kemungkaran. Dan mereka itulah orang-orang yang mendapat kebahagiaan”. Selain sebab utama tersebut masih terdapat beberapa sebab lagi yang mendorong KH. Ahmad Dahlan:
  1. Ketidakmurnian Islam, akibat pengaruh tradisi yang bukan Islam.
Banyak sekali bid’ah dan khurafat yang merusak kemurnian aqidah dan ibadah dalam Islam dipraktekkan serta menjadi kebiasaan kaum muslimin, seolah-olah semua itu merupakan perintah agama. Bid’ah, yaitu segala macam tambahan yang dimasukkan orang ke dalam agama, sedang khurafat dapat dikatakan semacam tahayul yang merusak kemurnian iman.
  1. Lembaga-lembaga pendidikan yang ada perlu penyempurnaan bentuk dan isi sehingga lebih sesuai tujuan yang hendak dicapai. Lembaga-lembaga pendidikan pada masa itu terbagi ke dalam dua kutub, yaitu:
a.       Pendidikan yang bersistem pondok pesantren
b.      Pendidikan yang bersistem sekolah.
  1. Usaha mempertahankan Islam dari pengaruh dan serangan dari luar. Dengan didirikan Muhammadiyah yang menyampaikan faham keagamaan secara lebih mudah dan dapat diterima baik oleh kaum terpelajar maupun khalayak awam, maka sedikit banyak Muhammadiyah telah berhasil mempertemukan syari'at agama dengan alam pikiran modern.
  2. Pengaruh dan dorongan gerakan pembaharuan dalam dunia Islam. Sebagaimana telah diketahui bahwa KH. Ahmad Dahlan sangat gemar menelaah tafsir Al-Mannar susunan Muhammad Abdul dan Rasyid Ridha serta sangat terkesan kepada isi dan cara penguraiannya. Maka tidaklah berlebihan dalam beberapa hal KH. Ahmad Dahlan mendapatkan dorongan daripadanya.

C.    Maksud dan Tujuan Muhammadiyah

Untuk memahami isi maksud dan tujuan Muhammadiyah, berikut ini akan dijelaskan sejarah perumusan serta pengertian yang terkandung di dalamnya.

1.      Sejarah Perumusan

Pertama, pada waktu permulaan berdirinya dirumuskan sebagai berikut:
a.       Menyebarkan pengajaran Kanjeng Nabi Muhammad Saw. kepada penduduk bumi putera, di dalam residensi Yogyakarta.
b.      Memajukan hal agama Islam kepada anggota-anggotanya.
Kedua, sesudah Muhammadiyah meluas keluar daerah Yogyakarta dan berdiri beberapa cabang di beberapa tempat di wilayah Hindia-Belanda (Indonesia) maka rumusannya disempurnakan menjadi:
a.       Memajukan dan menggembirakan pengajaran dan pelajaran agama Islam di Hindia-Belanda.
b.      Memajukan dan menggembirakan hidup sepanjang kemauan agama Islam kepada sekutu-sekutu.
Ketiga, sewaktu pemerintahan dan keudukan Facis Jepang (1924-1945) di mana segala macam dan bentuk pergerakan mendapat pengawasan yang sangat keras tak terkecuali Muhammadiyah.
Keempat, setelah nmasa kemerdekaan, dalam konggresnya yang ke-1 atau Mu’tamar dan tujuan persyarikatan ialah menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam, sehingga dapat mewujudkan masyarakat Islam yang sebenarnya.
Kelima, pada waktu Mu’tamar Muhammadiyah ke-34 yang berlangsung pada tahun 1959 di Palembang “Menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenarnya”.
Keenam, Mu’tamar Muhammadiyah 41 yang diselenggarakan di Surakarta pada tahun 1985, tercatat sebagai Mu’tamar yang paling bersejarah, sebab pada waktu mu’tamar tersebut di samping memutuskan hal-hal pokok yang bersifat rutin seperti memutuskan program perserikatan serta memilih anggota pimpinan pusat Muhammadiyah ada pula keputusan yang menyangkut perubahan Anggaran Dasar Muhammadiyah antara lain pada rumusan tujuan persyarikatan.

2.      Penjelasan Maksud dan Tujuan Sejarah Perumusan

Maksud dna tujuan Muhammadiyah sebagaimana yang telah dirumuskan dalam Anggaran Dasar Muhammadiyah tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
a.       Menegakkan, berarti membuat dan mengupayakan agar tetap tegak dan tidak doyong apalagi roboh.
b.      Menjunjung tinggi, berarti membawa atau menjunjung di atas segala-galanya, mengindahkan serta menghormatinya.
c.       Agama Islam, yaitu agama Allah yang diwahyukan kepada Rasul-Nya sejak Nabi Adam sampai kepada Nabi Muhammad Saw. sebagai hidayah dan rahmat Allah kepada umat manusia sepanjang zaman.
d.      Terwujud berarti menjadi satu kenyataan akan adanya atau akan wujudnya.
e.       Masyarakat utama yaitu masyarakat yang senantiasa mengejar keutamaan dan kemaslahatan utama kepentingan hidup umat manusia.
f.       Adil dan makmur, yaitu satu kondisi masyarakat yang di dalamnya terpenuhi dua kebutuhan hidup yang pokok yaitu adil dan makmur.
g.      Yang diridhai Allah SWT., artinya bahwa dalam rangka mengupayakan terciptanya keadilan dan kemakmuran masyarakat semata-mata mencari keridhaan-Nya Allah belaka.

D.    Amal Usaha Muhammadiyah dan Hasilnya

Usaha yang dilakukan oleh Muhammadiyah di samping dalam bidang pendidikan dengan mendirikan sekolah Muhammadiyah, lebih banyak ditekankan pada pemurnian tauhid dan ibadah dalam Islam, seperti: meniadakan kebiasaan menujuh bulani (Jawa: tingkep) yaitu selamatan bagi orang yang sedang hamil dalam usia tujuh bulan. Kebiasaan ini merupakan dari adat Hinduisme, Budhisme.

1.      Bidang Keagamaan

Hasil yang telah dicapai Muhammadiyah dalam bidang keagamaan:
a.       Terbentuknya majelis tarjeh (1927).
b.      Terbentuknya Departemen Agama RI.
c.       Terbentuknya rumusan tentang “matan keyakinan dan cita-cita hidup Muhammadiyah”.
d.      Penanaman kesadaran dan kenikmatan beragama, beramal dan berorganisasi.

2.      Bidang Pendidikan

a.       Mendirikan sekolah-sekolah umum dengan memasukkan kedalamannya ilmu “secara pendidikan keagamaan” secara pendidikan keagamaan.
b.      Mendirikan madrasah-madrasah yang juga diberi pendidikan dan pengajaran ilmu-ilmu pengetahuan umum.

3.      Bidang Kemasyarakatan

a.       Mendirikan Rumah Sakit modern.
b.      Mendirikan Panti Asuhan anak yatim.
c.       Mendirikan perusahaan percetakan, penerbitan dan toko buku.
d.      Pengusahaan dana bantuan hari tua.
e.       Memberikan bimbingan dan penyuluhan keluarga mengenai hidup sepanjang tuntunan Ilahi.

4.      Bidang Politik Keagamaan

a.       Pemerintah kolonial Belanda
b.      Pengadilan agama di zaman kolonial Belanda
c.       Ikut memperlopori berdirinya partai Islam Indonesia.
d.      Ikut menanamkan rasa nasionalisme dan cinta tanah air Indonesia.

E.     Perkembangan Muhammadiyah

Dengan iman dan amal shaleh Muhammadiyah terus maju dan berkembang ke mana-mana. Tak sedikit halangan dan tantangan, semuanya dohadapi dengan sabar dan tawakal. Yang akhirnya membuahkan hasil kebesaran dan keluasan gerakan Muhammadiyah.
Secara garis besarnya, perkembangan Muhammadiyah dapat dibedakan menjadi:
1.      Perkembangan secara vertikal, yaitu perkembangan dan perluasan gerakan Muhammadiyah ke penjuru tanah air.

2.      Perkembangan secara horisontal, yaitu perkembangan dan perluasan amal usaha Muhammadiyah yang meliputi berbagai bidang kehidupan.

0 Response to "GERAKAN MUHAMMADIYAH DI INDONESIA"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel