Recent Posts

KEBOLEHAN BERSYA’IR DI MASJID

Hassan bin Tsabit ra selalu memuji Rasul saw. di dalam masjid Nabawiy, suatu saat ketika ia sedang asyik bernasyid (nasyid, syair, qasidah, sama saja dalam Bahasa Arab yaitu puji-pujian pada Allah dan Rasul saw), ia sedang melantunkan syair puji-pujian pada Rasulullah saw, tiba-tiba Sayyiduna Umar bin Khatthab ra. mendelikkan matanya kepada Hassan, maka berkatalah Hassan bin Tsabit ra. kepada Sayyidina Umar ra., “Aku sudah memuji beliau (Rasulullah saw.) ditempat ini (Masjid Nabawiy) dan saat itu ada yang lebih mulia dari Engkau (maksudnya, Rasulullah saw. melihatnya dan tidak melarang).”
Lalu berkata pula Hassan bin Tsabit kepada Abu Hurairah ra. yang juga ada bersama mereka, “Demi Allah, bukankah Rasulullah saw. telah berdoa untukku; WAHAI ALLAH BANTULAH IA DENGAN JIBRIL (doa Rasulullah untuk Hassan ketika membaca syair di hadapan beliau saw.)??”. Maka Abu Hurairah berkata, “Betul”, maka Sayyiduna Umar ra. pun tak lagi berani mengganggunya. (Shahih Bukhari no.3040, Shahih Muslim hadits no.2485).
Maka jelaslah sudah bahwa Baginda Rasulullah saw. tidak melarang puji-pujian kepada Allah dan Rasul Nya di masjid, bahkan diriwayatkan bahwa Rasul saw menaruh sebuah Mimbar khusus untuk Hassan bin Tsabit ra di Masjid, untuknya membaca syair memuji Allah dan Rasulullah saw (Mustadrak ‘Alaa Shahihain hadits no.6058, 6059), dan ketika ada orang yg tak menyukai Hassan, maka hal ini menyebabkan Ummulmukminin ‘Aisyah ra marah, seraya berkata, “Jangan kalian menghina Hassan, karena ia selalu memuji Rasulullah saw.” (Mustadrak ‘Alaa Shahihain hadits no.6063), berkata Imam Hakim bahwa ucapan ini shahih memenuhi syarat Shahih Bukhari dan Muslim.
Pahamlah kita bahwa Puji-Pujian kepada Baginda Rasulullah Muhammad saw, yang diantaranya adalah Qasidah, Sya’ir, Maulid dll merupakan hal yang dimuliakan oleh Rasulullah saw. sendiri, bahkan Sayyidatuna Aisyah ra marah ketika ada orang yang menghina orang yang memuji Rasul saw.
Maka ketika di akhir zaman ini muncul segelintir kelompok yang mengharamkan puji-pujian pada Rasul saw dan nasyid / qashidah di masjid, maka tentunya perlu adanya suatu penjelasan yang berkaitan dengan Syari’ah Islamiyyah ini, memang betul ada hadits Rasul saw yang melarang membaca syair di masjid, namun yang dilarang adalah syair keduniawian yang membuat ummat lupa kepada Allah swt, bukanlah syair pujian atas Allah dan Rasul saw yang memberi semangat kepada ummat untuk semakin taat kepada Allah swt.
Dan sungguh, perlu kita ingat, para penyusun qashidah, sya’ir maupun prosa maulid itu bukanlah orang sembarangan yang tidak tahu menahu hadits, bukan hanya seorang penyair yang tidak tahu syari’at, mereka adalah ulama terkemuka di zamannya. Contohnya saja, Sayyid Abdurrahman Ad-Diba’iy (Maulid ad-Diba’i) adalah seorang Hafidz dalam ilmu hadits (yakni orang yang berhasil menghafal 100 ribu hadits lengkap dengan sanadnya), beliau pun  pernah mengajarkan kitab Shahih Bukhari hingga lebih dari 100 kali khatam.

Saudaraku, ketika di dalam sanubarimu telah bersemi rasa cinta kepada Baginda Nabi Muhammad saw. maka mulailah menghidupkan sunnahnya. Sebab kerinduan, akan semakin cepat langkahmu mencari cara untuk dapat berkumpul bersama beliau saw. di surga yang abadi, engkau akan selalu merasa butuh untuk senantiasa tersambung dengan para Ulama yang memiliki ketersambungan rantai ilmu dengan pendahulu mereka sampai kepada Rasulullah saw.

0 Response to "KEBOLEHAN BERSYA’IR DI MASJID"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel